Persiapanselanjutnya dari cara ternak lele ini adalah membuat kolam terpal yang berukuran 3 x 5 x 1 m atau sesuai kondisi. Jumlah kolam yang harus Anda buat berjumlah 24 kolam. (untuk memenuhi target panen lele setiap 2 bulan sekali). Teknis cara pembuatan kolam terpal tidak akan kami jabarkan pada artikel ini.
Budidaya unggas pedaging merupakan usaha pengelolaan sumber daya hayati berupa unggas dengan untuk dipanen hasilnya. Dalam budidaya unggas pedaging dibutuhkan sarana dan peralatan. Selanjutnya kamu akan mempelajari sarana dan peralatan yang dibutuhkan dalam budidaya unggas pedaging serta teknik budidaya unggas pedaging. Sarana dan peralatan yang dibutuhkan dalam budidaya ayam pedaging terdiri dari kandang, peralatan dalam kandang, bibit ayam, pakan, obatobatan, serta vitamin. a. Kandang Kandang adalah bangunan yang berfungsi untuk melindungi ternak dari iklim buruk, seperti hujan, panas, dan angin. Kandang memberikan lingkungan pertumbuhan yang sesuai untuk unggas karena unggas dapat terhindar dari stress dan pemberian pakan lebih efisien. Kandang juga dapat melindungi unggas dari serangan pemangsa dan mempermudah pengendalian hama dan penyakit unggas. Fungsi kandang sangat ditentukan oleh cara memelihara hewan unggas. Cara memelihara hewan unggas dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu 1 Pemeliharaan secara ekstensif unggas dipelihara dengan cara dilepas dan dikandangkan hanya pada malam hari saja sehingga kandang berfungsi sebagai tempat istirahat dan tidur di malam hari dan bertelur untuk unggas petelur. 2 Pemeliharaan secara semi intensif unggas dipelihara dengan cara dilepas dan dikandangkan sehingga sebagian pakan disediakan oleh peternak dan sebagian lagi dicari sendiri oleh unggas. Kandang berfungsi sebagai tempat istirahat dan bertelur serta tempat makan. 3 Pemeliharaan secara intensif pemeliharaan unggas dengan cara dikurung terus menerus dalam kandang sehingga semua pakan unggas dipenuhi peternak. Kandang berfungsi sebagai tempat istirahat, makan dan minum, berterlur, serta tempat pengobatan. Semua aktivitas unggas yang dipelihara secara intensif dilakukan dalam kandang. Kandang juga ditujukan untuk memberikan tempat tinggal yang nyaman bagi unggas untuk tumbuh dan berkembang serta bertelur. Kandang memudahkan pemeliharaan unggas, seperti memberikan pakan dan obat-obatan. Dalam budidaya ayam pedaging pemilihan lokasi harus dilakukan sebaik mungkin. Lokasi yang sesuai untuk budidaya ayam pedaging adalah jauh dari keramaian, mudah dijangkau untuk pemasaran, dan bersifat menetap. Kandang dapat dibuat dengan bahan yang murah, seperti kayu dan bambu, namun harus kuat. Syarat kandang untuk unggas pedaging adalah 1 Temperatur kandang berkisar antara 32,2–35°C, 2 Kelembaban udara berkisar antara 60–70%, 3 Tersedia lampu penerangan dan atau pemanasan kandang 4 Mendapat sinar matahari pagi yang cukup 5 Memiliki sirkulasi udara yang baik 6 Kandang harus bersih 7 Memiliki kontruksi yang kuat 8 Memiliki wadah pakan, minum, dan obat-obatan Menurut sistemnya kandang dapat dikelompokkan menjadi 1 Kandang battery, yaitu kandang yang berbentuk kotak dan bersambungan antara satu dengan yang lainnya, dapat bertingkat atau satu tingkat saja. Keuntungan kandang battery adalah dapat menghindari kanibalisme di antara unggas, menghemat pakan, dan mengurangi penularan penyakit, sedangkan kelemahannya adalah diperlukan biaya yang tinggi untuk membangun kandang dan ayam kurang bergerak 2 Kandang postal, yaitu kandang berlantai rapat dan biasanya menggunakan litter. Keuntungan kandang postal adalah mudah dibersihkan, sedangkan kelemahannya adalah litter harus sering diganti dan tingkat kanibalisme yang tinggi serta sulit mengawasi kesehatan individu unggas. Sistem kandang berdasarkan bangunannya terdiri diri 1 Sistem Litter Kandang sistem litter adalah kandang memiliki alas lantai yang berfungsi untuk menyerap air. Bahan liter dapat digunakan adalah sekam, potongan jerami, atau ampas tebu. 2 Sistem Sangkar Kandang dibuat berbentuk kurungan. Kadang-kadang jika diperlukan dibuat bertingkat. 3 Sistem Umbaran Kandang umbaran adalah kandang yang dilengkapi dengan umbaran. Jenis kandang berdasarkan alas lantainya litter dibagi menjadi tiga yaitu 1 Kandang dengan lantai litter, kandang ini dibuat dengan lantai yang dilapisi kulit padi, pesak/sekam padi. Kandang dengan lantai liter diterapkan pada kandang sistem koloni 2 Kandang dengan lantai kolong berlubang, memiliki lantai yang terbuat dari kayu kaso dengan lubang-lubang diantaranya. Lubang berfungsi sebagai tempat untuk membuang tinja ayam dan langsung ke tempat penampungan 3 Kandang dengan lantai campuran litter dengan kolong berlubang, dengan perbandingan 40% luas lantai kandang untuk alas liter dan 60% luas lantai dengan kolong berlubang terdiri atas 30% di kanan dan 30% di kiri. Berdasarkan jumlah unggas yang menempati, kandang dikelompokkan menjadi 1 Kandang tunggal kandang individual satu kandang ditempati oleh satu ekor 2 Kandang ganda satu kandang ditempati oleh 2-10 ekor 3 Kandang koloni, satu kandang untuk banyak ayam kandang Kandang koloni banyak digunakan dalam budidaya unggas pedaging secara komersial. b. Peralatan Lainnya Selain kandang dibutuhkan juga peralatan seperti di bawah ini 1 Tempat Bertengger Tempat bertengger diperlukan untuk tempat ayam beristirahat 2 Tempat Makan, Minum dan Grit Tempat makan dan minum harus tersedia dalam jumlah yang cukup. Dapat terbuat dari bambu, alumunium atau bahan lainnya yang kuat, tidak bocor, dan tidak berkarat. c. Bibit Bibit unggas pedaging dapat diperoleh pada penyedia bibit. Bibit unggas. Misal untuk ayam, bibit yang digunakan yang digunakan disebut DOC Day Old Chicken/ayam umur sehari. Bibit unggas pedaging sebaiknya berasal dari pembibitan pedaging sesuai standar yang telah ditetapkan dalam SNI yaitu memiliki berat badan minimal 37 g/ekor untuk ayam. Bibit unggas pedaging yang dipelihara harus bebas dari penyakit unggas, misalnya Avian Influenza, Newcastle Disease ND, Infectious Laryngotracheitis, Fowl Cholera, Fowl Fox, Fowl Typhoid, Infectious Bursal Disease, Marek Disease, Avian Mycoplasmosis M. Gallisepticum, Avian Chlamydiosis, Avian Encephalomyelitis, Swollen Head Syndrome, dan Infectious Coryza. Persyaratan bibit DOC lainnya adalah 1. Anak ayam DOC berasal dari induk yang sehat 2. Bulu tampak halus dan penuh serta baik pertumbuhannya 3. Tidak terdapat kecacatan pada tubuhnya 4. Anak ayam mempunyai nafsu makan yang baik 5. Ukuran badan normal, yaitu mempunyai berat badan antara 35-40 gram 6. Tidak ada tinja di duburnya d. Pakan Pakan adalah campuran bahan-bahan makanan yang mengandung nutrisi lengkap dan sesuai dengan kebutuhan unggas. Pakan yang baik adalah pakan yang memiliki keseimbangan nutrisi sehingga dapat diberikan sesuai dengan jumlah kebutuhan unggas. Pakan unggas dapat berasal dari pabrik pakan atau pakan buatan sendiri. Pakan yang digunakan harus cukup, sehat, serta berkualitas sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Sebagai contoh mutu pakan ayam pedaging sesuai dengan SNI 01-3930-1995 dan SNI 01- 3931-1995. Pakan yang diberikan harus sesuai dengan jumlah dan mutunya, umur, dan periode pertumbuhan ayam. Bahan baku pakan boleh menggunakan bahan-bahan lokal atau impor Bahan-bahan yang dapat digunakan sebagai pakan ternak unggas antara lain dedak padi, gabah, biji jagung, bungkil kedelai, biji sorgum, tepung ikan, atau bahan-bahan sisa limbah pertanian, perkebunan, dan perikanan. Pakan dapat berbentuk tepung, butiran kecil, atau pelet. e. Obat-Obatan, Vitamin, dan Hormon Pertumbuhan Selain pakan, perlu disiapkan juga obat-obatan untuk ayam pedaging. Obat-obatan yang digunakan sebaiknya adalah obat yang sudah terdaftar. Penggunaan obat-obatan harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pada periode akhir masa pemeliharaan ayam pedaging, ternak dijaga supaya tidak mengalami kecelakaan yang mengakibatkan patah tulang atau luka memar pada kulit. Usaha peternakan ayam pedaging harus bebas dari penyakitpenyakit ayam yang berbahaya dan menular seperti 1 Avian Influenza, 2 Newcastle Disease ND, 3 Infectious Laryngotracheitis, 4 Fowl Cholera, Fowl Pox, 5 Fowl Typhoid, 6 Infectious Bursal Disease, 7 Marek Disease, 8 Avian Mycoplasmosis 9 Avian Chlamydiosis, 10 Avian Encephalomyelitis, 11 Swollen head syndrome, 12 Infectious coryza. Vaksinasi adalah usaha untuk menimbulkan kekebalan tubuh. Tujuan vaksinasi adalah untuk pengendalian penyakit menular yang disebabkan oleh virus. Pemberiannya secara teratur sangat penting untuk mencegah penyakit. Vaksin dibagi menjadi 2 macam yaitu 1 Vaksin aktif vaksin yang mengandung virus hidup. Kekebalan yang ditimbulkan lebih lama daripada dengan vaksin inaktif/ pasif. 2 Vaksin inaktif vaksin yang mengandung virus yang telah dilemahkan/dimatikan tanpa merubah struktur antigenik sehingga mampu membentuk zat kebal. Kekebalan yang ditimbulkan oleh vaksin inaktif lebih pendek, tapi hanya diberikan pada ayam yang diduga sakit. Padapemeliharaan sistim semi intensif ini, kandang yang digunakan biasanya menggunakan kandang sistim pekarangan. Pada cara ini, itik di kandangkan pada malam dan pagi hari saja sedangkan pada siang hari itik melakukan kegiatan atau aktivitas sehari-hari seperti makan, minum dan bermain di pekarangan atau halaman yang telah disediakan. Tentunya Anda sudah mengetahui bahwa ternak unggas pedaging broiler dikenal sebagai ternak unggas yang mempunyai potensi genetik tinggi, mampu tumbuh dengan cepat dalam waktu pemeliharaan yang relatif singkat. Potensi genetik ternak unggas pedaging yang tinggi ini dapat dicapaiapabila mendapat dukungan optimal dari lingkungannya. Salah satu faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap penampilan produksi ternak unggas pedaging adalah kandang dan lingkungannya. Dalam pemeliharaan ternak secara intensif, kandang merupakan tempat tinggal ternak unggas pedaging seumur hidup dan tempat berlindung dari gangguan cuaca dan predator. Kandang dan lingkungannya yang nyaman merupakan salah satu bentuk dukungan bagi ternak unggas pedaging untuk mampu mengekspresikan potensi genetiknya dengan optimal. Oleh karena itu, untuk mewujudkan hal tersebut perlu dilakukan sanitasi kandang, peralatan, dan lingkungannya. Sanitasi Kandang, Peralatan, dan Lingkungannya Tahukah Anda, mengapa sanitasi kandang, peralatan, dan lingkungannya perlu dilakukan sebelum digunakan untuk pemeliharaan ternak unggas pedaging? Sanitasi kandang, peralatan, dan lingkungannya diperlukan terutama untuk memenuhi standar manajemen yang telah ditentukan, untuk memenuhi peraturan perundangan yang berlaku dan standar produk perusahaan serta untuk mengurangi resiko penyakit pada ternak dan manusia akibat dari kontaminasi mikroorganisme. Resiko terjadinya penyakit pada ternak dan juga manusia dipengaruhi oleh interaksi antara 3 komponen, yaitu ternak, lingkungan dan mikroorganisme. Kontaminasi mikroorganisme dapat terjadi pada semua titik dalam suatu proses produksi. Oleh karena itu, sanitasi harus diterapkan pada semua proses produksi ternak termasuk pada peternakan unggas pedaging. Sanitasi kandang, peralatan, dan lingkungannya merupakan suatu usaha pencegahan terhadap penyakit dengan cara menghilangkan atau mengatur faktor-faktor lingkungan yang berkaitan dalam rantai perpindahan penyakit tersebut. Sanitasi kandang dan peralatan pada peternakan unggas pedaging merupakan salah satu tindakan dari beberapa cara yang perlu dilakukan sebagai pencegahan berjangkitnya wabah penyakit di peternakan tersebut. Prinsip sanitasi yaitu bersih secara fisik, bersih secara kimiawi tidak mengandung bahan kimia yang membahayakan dan bersih secara mikrobiologis. Penerapan dari prinsip-prinsip sanitasi tersebut untuk memperbaiki, mempertahankan atau mengembalikan kesehatan baik pada manusia maupun ternak. Tujuan sanitasi kandang, peralatan, dan lingkungannya pada awal persiapan pemeliharaan adalah menciptakan lingkungan yang nyaman dihuni ternak unggas pedaging, bebas kotoran dan bibit penyakit. Karakterisitik yang paling menonjol dari bibit penyakit adalah menyukai tempat-tempat yang kotor. Pada pemeliharaan ternak unggas pedaging, kandang dibersihkan secara menyeluruh setiap satu periode pemeliharaan setelah selesai digunakan. Sedangkan peralatan kandang seperti tempat pakan dan tempat minum biasa dibersihkan setiap hari. Baik pada saat membersihkan peralatan maupun kandang,biasa digunakan bahan sanitasi yang penggunaannya sesuai dosis aman pemakaian dan biasanya disesuaikan dengan jenis penyakit yang pernah berjangkit di wilayah lokasi karena itu, sanitasi kandang dan peralatan perlu dilakukan secara rutin supaya bibit penyakit tidak mempunyai kesempatan berkembang dan menyerang kekebalan tubuh ternak unggas pedaging. Hal ini penting mengingat hanya ternak yang sehat yang dapat memberikan produksi optimal, yang pada akhirnya memberikan keuntungan sebagai tujuan usaha peternakan unggas pedaging. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum melakukan sanitasi kandang, peralatan, dan lingkungannya, yaitu 1. Ruang/kandang dan peralatan yang akan disanitasi. 2. Metode sanitasi yang akan digunakan. 3. Bahan sanitasi atau zat kimia yang akan digunakan dan aplikasinya. 4. Monitoring program sanitasiyang akan dilakukan. 5. Harga bahan sanitasi bahan kimia yang akan digunakan. 6. Keterampilam pekerja yang akan melakukan sanitasi. 7. Sifat bahan atau produk dimana kegiatan tersebut akan dilakukan. Bahan-bahan Sanitasi Desinfestasi merupakan suatu proses pemusnahhamaan untuk membunuh parasit terutama parasit-parasit di luar tubuh ternak ektoparasit. Bahan kimia yang digunakan untuk desinfestasi disebut desinfestan. Desinfestan yang dapat digunakan adalah formalin, insektisida. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mencampur desinfestan dengan air perbandingan sesuai dengan label, disemprotkan pada kandang, tempat pakan dan tempat minum yang masih tersisa terlebih dahulu dibuang, baru kemudian disemprot. Desinfeksi adalah membunuh mikroorganisme penyebab penyakit dengan bahan kimia atau secara fisik yang dapat mengurangi kemungkinan terjadi infeksi dengan cara membunuh mikroorganisme merupakan proses pemusnahhamaan untuk membebaskan segala bentuk jasad renik dengan cara membunuh kuman bakterisida untuk menghambat pertumbuhan kuman bakteriostatis dengan suatu bahan kimia. Bahan kimia yang digunakan untuk desinfeksi disebut desinfektan. Desinfektan merupakan bahan kimia atau pengaruh fisika yang digunakan untuk mencegah terjadinya infeksi atau pencemaran jasad renik seperti bakteri dan virus, juga untuk membunuh atau menurunkan jumlah mikroorganisme atau kuman penyakit lainnya. Bahan desinfektan dapat digunakan untuk proses desinfeksi tangan, lantai, ruangan, peralatan dan pakaian. Desinfektan yang dapat digunakan untuk desinfeksi antara lain kreolin, lisol, deterjen, antiseptik. Antiseptik merupakan bahan kimia yang dapat menghambat atau membunuh pertumbuhan jasad renik seperti bakteri, jamur dan lain-lain pada jaringan hidup. Caranya, kandang dan perlengkapannya yang telah dicuci/dibersihkan, kemudian disemprot dengan menggunakan campuran air dan desinfektan. Desinfektan dapat diartikan sebagai bahan kimia yang dapat digunakan untuk mencegah terjadinya infeksi atau pencemaran jasad renik seperti bakteri dan virus, dapat juga untuk membunuh atau menurunkan jumlah mikroorganisme atau kuman penyakit lainnya. Bahan desinfektan dapat digunakan untuk proses desinfeksi tangan, lantai, ruangan, peralatan. Disenfektan yang tidak berbahaya bagi permukaan tubuh dapat digunakan dan bahan ini dinamakan antiseptik. Antiseptik didefinisikan sebagai bahan kimia yang dapat menghambat atau membunuh pertumbuhan jasad renik seperti bakteri, jamur dan lain-lain pada jaringan hidup. Antiseptik adalah zat yang dapat menghambat atau menghancurkan mikroorganisme pada jaringan hidup, sedang desinfeksi digunakan pada benda mati. Disinfektan dapat pula digunakan sebagai antiseptik atau sebaliknya tergantung dari toksisitasnya. Pada dasarnya ada persamaan jenis bahan kimia yang digunakan sebagai antiseptik dan desinfektan. Tetapi tidak semua bahan desinfektan adalah bahan antiseptik karena adanya batasan dalam penggunaan antiseptik. Antiseptik tersebut harus memiliki sifat tidak merusak jaringan tubuh atau tidak bersifat keras. Terkadang penambahan bahan desinfektan juga dijadikan sebagai salah satu cara dalam proses sterilisasi, yaitu proses pembebasan kuman. Tetapi pada kenyataannya tidak semua bahan desinfektan dapat berfungsi sebagai bahan dalam proses sterilisasi. Bahan kimia tertentu merupakan zat aktif dalam proses desinfeksi dan sangat menentukan efektivitas dan fungsi serta target mikroorganisme yang akan dimatikan. Dalam proses desinfeksi sebenarnya dikenal dua cara, cara fisik pemanasan dan cara kimia penambahan bahan kimia. Dalam tulisan ini hanya difokuskan kepada cara kimia, khususnya jenis-jenis bahan kimia yang digunakan serta aplikasinya. Banyak bahan kimia yang dapat berfungsi sebagai desinfektan, tetapi umumnya dikelompokkan ke dalam golongan aldehid atau golongan pereduksi, yaitu bahan kimia yang mengandung gugus -COH; golongan alkohol, yaitu senyawa kimia yang mengandung gugus -OH; golongan halogen atau senyawa terhalogenasi, yaitu senyawa kimia golongan halogen atau yang mengandung gugus -X; golongan fenol dan fenol terhalogenasi, golongan garam amonium kuarterner, golongan pengoksidasi, dan golongan biguanida. Desinfektan dapat membunuh mikroorganisme patogen pada benda mati. Desinfektan dibedakan menurut kemampuannya membunuh beberapa kelompok mikroorganisme, disinfektan “tingkat tinggi” dapat membunuh virus seperti virus influenza dan herpes, tetapi tidak dapat membunuh virus polio, hepatitis B atau M. tuberculosis. Untuk mendesinfeksi permukaan dapat digunakan salah satu dari tiga desinfektan seperti iodophor, derivat fenol atau sodium hipoklorit. Iodophor dilarutkan menurut petunjuk pabrik. Zat ini harus dilarutkan dengan aquades. Dalam bentuk larutan, desinfektan ini tetap efektif namun kurang efektif bagi kain atau bahan plastik. Derivat fenol O-fenil fenol 9% dan O-bensil-P klorofenol 1% dilarutkan dengan perbandingan 1 32 dan larutan tersebut tetap stabil untuk waktu 60 hari. Keuntungannya adalah “efek tinggal” dan kurang menyebabkan perubahan warna pada instrumen atau permukaan keras. Sodium hipoklorit bahan pemutih pakaian yang dilarutkan dengan perbandingan 1 10 hingga 1 100, harganya murah dan sangat efektif. Harus hati-hati untuk beberapa jenis logam karena bersifat korosif, terutama untuk aluminium. Kekurangannya yaitu menyebabkan pemutihan pada pakaian dan menyebabkan baru ruangan seperti kolam renang. Untuk mendesinfeksi permukaan, umumnya dapat dipakai satu dari tiga desinfektan tersebut. Tiap desinfektan tersebut memiliki efektivitas “tingkat menengah” bila permukaan tersebut dibiarkan basah untuk waktu 10 menit.Memeliharaular boa dan python harus sejak dini. Ini disebabkan walaupun dipelihara dalam kandang, tubuhnya dapat menjadi sangat besar. Ular boa konstriktor (ular boa pembelit), bila dipelihara sejak bayi, akan memiliki temperamen yang lembut, patuh, ramah, dan suka berteman sehingga sangat cocok untuk hewan peliharaan.
Kandangayam itu terbagi menjadi empat bagian besar. Istriku membutuhkan pundi-pundi yang dipenuhi uang untuk mencukupi pintu kebutuhan. Jalan yang dipakai trans Jogja bercampur dengan jalan aspal yang dipakai oleh kendaraan lain. Tentu ini berbeda dengan busway Jakarta karena jalan yang dilalui busway memakan badan jalan dan adav850. 359 47 424 76 452 275 180 247 245